SI JANTUNG HATI (:

Thursday, June 4, 2015

JUN DUA RIBU LIMA BELAS

Assalamualaikum. Lama kan budop wangi tak melukis kat blog ni? :)
 buat buat sibuk la katakan.

sebenarnya tak tahu nak update apa untuk entry kali ni. sekadar nak sampaikan apa yang bermain di hati yang serba kerdil ini. macam nak wish birthday buat seseorang yang aku cuma boleh anggap diri aku ini teman untuknya.

Aku panggil dia kadang kadang En.Garang .dan kadang dia akan panggil aku budak gemuk.aku jarang dapat jumpa dia kini sebab masing masing sibuk.tapi kerap juga bertanya khabar.dia pulak dah pindah kementerian.

Dan 06 Jun nanti hari jadi dia. 

Selamat Hari Lahir Sayang!.dah nak jadi suami orang nanti,buat kelaku elok sikit.kahkah.
Saya doakan awak cepat kawin tau.. :)


“Perempuan yang hidup penuh dengan luka, 
tahu betul bagaimana rasanya berjuang untuk merasa bahagia.


Tenanglah, kalian akan baik-baik saja.
Kita semua akan baik-baik saja.”

Perempuan hidup dengan harapan,
bahawa nanti di suatu hari yang disinari mentari,
akan datang seorang pangeran.
Pangeran mereka tak perlu mengendarai seekor kuda putih.
Pangeran itu cukup dengan membawa cinta yang bersih.


Cinta yang tulus, 
seperti yang mereka baca dalam dongeng-dongeng zaman dahulu.

Perempuan hidup dengan pemikiran,
bahwa cinta terkadang mampu begitu memabukkan.
Maka banyak diantara mereka yang menghindar.
Kadang sering terlalu jauh,
sampai mereka lupa,
bahawa tak ada yang sanggup hidup sendirian.


Perempuan hidup dengan cita-cita,
bahawa nanti akan ada putera-puteri penerus mereka,
yang akan dengan cerianya 
memanggil mereka dengan sebutan ‘Ibu’, ‘Mama’, atau 'Bonda’.
Maka mereka berjuang
untuk menjadi perempuan kuat dan hebat,
sekuat dunia yang menaungi mimpi mereka.

Perempuan mencinta dengan hatinya.
Mereka hidup dengan penuh rasa,
sampai terkadang sekelilingnya menganggap 
mereka terlalu berlebihan memerankan hatinya.
Padahal dunia pun tahu,
bahwa jika tak ada perempuan, 
tak akan ada hidup yang dilahirkan.


Maka, berterima kasihlah pada perempuanmu,
Untuk terus menjadi penyejuk 
saat dunia terasa begitu panas menyengat raga.
Untuk terus mendorong semangatmu, 
saat kelemahanmu muncul tiba-tiba.
Untuk terus mendoakan semua yang dicintainya
tanpa kenal lelah,
dengan perhiasan air mata yang bukan sandiwara.

Berterima kasihlah.
Karena itu saja lebih dari cukup,
untuk menghargai arti hadirnya.


Kalibata, 8 Maret 2013

- Tia Setiawati